Intisari-Online.com -Kepada Denny Sumargo, pemandu Juliana Marins saat mendaki Rinjani, Ali Mustofa, buka-bukaan soal kondisi di sekitar jatuhnya pendaki asal Brasil itu di jurang arah puncak salah satu gunung tertinggi di Indonesia itu.
Dalam keterangannya, pemuda 20 tahun itu mengaku bahwa posisinya serba salah terkait apa yang terjadi di sekitar jatuhnya Juliana Marins. Karena bagaimanapun juga, yang dia pandu sejatinya bukan Juliana seorang, tapi ada lima pendaki lainnya yang tergabung dalam satu paket rombongan yang juga harus dia awasi.
"Serba salah, saya bingung juga ... seandainya tamu sama yang lima orang itu salah satu ada yang jatuh, saya juga yang (di)salahkan...," ujarnya, getir, kepada Denny Sumargo di kanal YouTube pada 8 Juli 2025.
Bagaimanapun juga, Ali ditunjuk sebagai pemandu untuk satu rombongan yang terdiri atas enam orang. Karena itulah dia harus memastikan semua anggota rombongannya, termasuk Juliana Marins, termasuk lima pendaki yang lain.
Hari itu, Ali Musthofa mendampingi enam pendaki asing yang tidak saling kenal satu dan yang lainnya, termasuk Juliana Marins. Di hari pertama pendakian, semuanya baik-baik saja. Ali bahkan menyebut bahwa Juliana adalah yang paling akrab dengannya dibanding pendaki lainnya. Ali juga menyebut Juliana sosok yang ceria, "Dia suka menari-nari (selama pendakian)," katanya.
Dan karena itulah dia mengaku sangat terpukul ketika tahu Juliana Marins jatuh. "Ketika itu saya benar-benar panik. Saya segera mengambil tas dan mengontak organizer tempat saya bekerja untuk mengabari apa yang terjadi dengan Juliana," lanjutnya.
Ali menyesal karena tidak bisa menyelamatkan Juliana Marins meskipun ia sempat turun ke jurang beberapa jam setelah tamunya itu terjatuh. Kepada Denny, dia bercerita panjang lebar momen-momen saat mendampingi Juliana dan lima pendaki lainnya mendaki Gunung Rinjani akhir Juni 2025 lalu.
"Dia itu ke sini sendiri dan itu adalah pertama kali dia mendaki, pertama kali mendaki di Rinjani," ungkap Ali. "Juliana belum pernah mendaki. Dan ini adalah pertama kali pendakian untuk dia."
Ali tidak tahu persis apa alasan Juliasa mendaki Rinjani tapi dia bilang, Juliana menyukai pemandangan. "View yang dia cari saat naik Rinjani tuh," kata Ali.
Ali juga sudah membaca bahwa Juliana sepertinya tak akan bisa sampai puncak. Dia melihat, dibanding pendaki lainnya yang dia dampingi, Juliana yang speed-nya paling lambat. Dan karena itulah, Ali lebih banyak menempel Juliana dibanding pendaki lainnya.
Ketika perjalanan summit attack, Ali sempat meminta pendaki-pendaki lain yang dia pandu itu untuk ikut guide yang lain karena dia lebih banyak menjaga Juliana di belakang.
"Speed kan beda-beda, yang lima orang ini kan enggak mungkin ikutin Juliana. Mereka kan juga mau dapat sunrise juga, makanya saya suruh mereka (ikut guide lain) supaya enggak tersesat," sambungnya. Supaya, "Saya bisa cover Juliana yang di belakang, jadi semua bisa terhandle."
Dia melanjutkan, "Setelah track pertama di sebelum punggungan (Pelawangan Sembalun) yang medannya berpasir, Juliana sudah benar-benar capek, dia sampai rebahan, ngos-ngosan. Dari sana saya sempat menyarankan Juliana, saya bercanda 'gimana nih Juliana, apakah kamu mau diam di sini atau balik?', tapi dia mau tetap lanjut."
Lebih dari itu, Ali Musthofa akan menerima konsekuensi terkait jatuhnya Juliana Marins di jurang di jalur menuju puncak Rinjani. Apakah kariernya akan balik lagi menjadi porter atau bahkan sampai dibui. "Saya akan menerima semunya," ujarnya dengan sedikit bergetar.
Dan di atas itu semua, Ali juga sudah meminta maaf secara langsung kepada keluarga Juliana Marins yang langsung datang ke Lombok untuk menjemput jenazah putrinya. Dia juga meminta maaf kepada masyarakat Indonesia atas kejadian ini.
Contact to : xlf550402@gmail.com
Copyright © boyuanhulian 2020 - 2023. All Right Reserved.