TIMESINDONESIA, JAKARTA – Seorang ahli hematologi onkologi terkemuka, Prof. DR. dr. Ikhwan Rinaldi, SpPD-KHOM, M.Epid, M.Pd.Ked, FACP, FINASIM, menjelaskan hubungan erat antara obesitas, diabetes, dan potensi peningkatan risiko kanker empedu.
Dalam sebuah sesi temu media di Jakarta, Selasa (8/7/2025), Prof Ikhwan menyatakan bahwa ia tidak spesifik menyebut jenis makanan, namun obesitas dan diabetes sering kali menjadi faktor utama.
“Umumnya, jika kita membahas kanker, seringkali ada kaitan dengan asupan makanan yang bersifat karsinogenik," ujarnya.
Makanan karsinogenik adalah makanan yang mengandung zat atau senyawa yang mampu meningkatkan risiko perkembangan kanker pada manusia. Sebagai contoh, konsumsi daging merah berlebihan dapat memicu kenaikan berat badan yang pada akhirnya berujung pada diabetes melitus.
Profesor Ilmu Epidemiologi dari Universitas Indonesia ini sebelumnya juga telah menekankan bahwa diabetes melitus dan obesitas secara signifikan berkorelasi dengan peningkatan risiko kanker kandung empedu.
Mengenai tren konsumsi makanan pedas yang populer di masyarakat, khususnya di kalangan perempuan, Prof. Ikhwan menjelaskan bahwa belum ada penelitian langsung yang mengaitkan makanan pedas dengan kanker empedu.
Meski demikian, masyarakat tetap diimbau untuk berhati-hati. Ada kemungkinan makanan pedas yang dijual di pasaran dicampur dengan zat tambahan yang bertujuan untuk meningkatkan rasa pedas secara drastis.
"Kita tidak tahu zat-zat apa saja yang mungkin ditambahkan. Namun, jika pedasnya berasal dari bahan alami, mungkin tidak akan sekuat itu," imbuhnya.
Lebih lanjut, konsumsi makanan pedas yang terlalu sering dan dalam jumlah banyak berisiko melukai dinding lambung. Luka tersebut dikhawatirkan dapat berkembang menjadi peradangan, yang pada akhirnya juga berpotensi memicu kanker.
Pada kesempatan yang sama, Prof. Ikhwan menjelaskan bahwa kanker empedu adalah sekelompok tumor yang sangat agresif, serta sulit didiagnosis dan diobati.
Faktanya, 60 hingga 70 persen pasien kanker empedu baru terdiagnosis pada stadium lanjut, di mana tindakan operasi seringkali tidak memungkinkan (unresectable) atau sudah terjadi penyebaran (metastatik).
Ia menambahkan bahwa insiden kanker kandung empedu secara global mencapai 2,2 per 100 ribu pada pria dan 2,4 per 100 ribu pada wanita. Sementara itu, untuk kanker saluran empedu, angkanya kurang dari dua per 100 ribu orang.
"Dari seluruh pasien kanker empedu, tingkat kelangsungan hidup dalam lima tahun terakhir hanya berkisar 5 hingga 15 persen," tutupnya. (*)
Contact to : xlf550402@gmail.com
Copyright © boyuanhulian 2020 - 2023. All Right Reserved.