BANJARMASINPOST.CO.ID, AMUNTAI - Memasuki musim panen, menjadi pemandangan yang biasa adanya warga yang menjemur padi di bahu jalan. 

Terlebih di pelosok desa yang memang sebagian besar daerahnya merupakan daerah rawa dan tidak banyak dataran untuk menjemur padi. 

Seperti di Desa Pandawanan Kecamatan Amuntai Utara, sepanjang jalan akan banyak ditemui warga yang menjemur padi di jalan bahkan menggunakan setengah dari badan jalan. Namun hal ini sudah biasa bagi warga sekitar. 

Untuk kendaraan roda dua masih bisa melintas namun untuk mobil biasanya harus bergantian. Namun kadang ada saja yang terpaksa melindas padi yang sedang dijemur. Meski demikian pemilik padi juga memahami hal tersebut. 

“Kadang kami beri tanda agar tidak dilindas, seperti meletakkan pot bunga. Saat siang padi atau gabah yang dijemur di balik agar proses penjemuran lebih cepat kering,” ujar Niah salah satu warga. 

Niah mengatakan saat ini lahan pertanian sudah mulai terendam air, saat memanen mengalami kesulitan karena terendam air. Lahan pertanian yang terendam air juga menghambat pertumbuhan. 

“Biasanya saat kemarau panjang, datu lubang tanam yang diisi empat bibit bisa tumbuh sampai 16 batang padi. Sekarang hanya sekitar 8 batang karena terlalu lama terendam air,” ungkapnya. 

Niah mengatakan terpaksa menjemur padi di jalan karena tidak ada dataran lain. Rumah mereka terbuat dari panggung yang berada di atas lahan rawa, hanya jalan yang bisa digunakan. Tidak terdapat pula lantai jemur yang yang bisa digunakan oleh warga menjemur padi. (Banjarmasinpost.co.id/Reni Kurniawati).

 

 

Contact to : xlf550402@gmail.com


Privacy Agreement

Copyright © boyuanhulian 2020 - 2023. All Right Reserved.