Kabupaten Semarang (ANTARA) - PT Perkebunan Nusantara (PTPN) I menggandeng PT Sarinah untuk melatih puluhan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) binaannya yang tersebar di berbagai wilayah agar bisa mengembangkan usaha.
Pelatihan tersebut diikuti 20 pelaku UMKM asal Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, di Kampoeng Kopi Banaran, Bawen, Kabupaten Semarang, Jateng, Jumat.
Kepala Divisi Hubungan Kelembagaan dan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PTPN I Dinnar Araffah menjelaskan bahwa selama ini pihaknya memiliki program Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil (PUKM).
"Program ini berupa penyaluran pinjaman kepada mitra-mitra binaan UMKM. Yang membuat berbeda dari program TJSL ini, kami tidak hanya menyalurkan bantuan pinjaman biaya atau uang saja," katanya.
Namun, kata dia, pihaknya berpartisipasi aktif ikut mengawal UMKM, termasuk memberikan bekal keilmuan dan edukasi agar mitra-mitra binaan tersebut bisa semakin berkembang.
					
					
					
"Seperti yang kami lakukan hari ini. Kami punya saudara BUMN juga, yakni PT Sarinah. Kita tahu Sarinah sudah dari tahun lama didirikan Bung Karno bergerak di bidang ritel, khususnya UMKM dan produk lokal," katanya.
Karena itu, kata dia, pihaknya menggandeng Sarinah untuk membekali para UMKM mitra binaan PTPN I, khususnya dalam aspek manajemen keuangan, kurasi produk, dan promosi agar semakin maju.
Untuk UMKM binaan PTPN I, Dinnar menyebutkan saat ini setidaknya ada 2.500-an UMKM yang tersebar di seluruh regional, mulai dari Aceh sampai wilayah timur Indonesia.
Sementara itu, Business Development Group Head PT Sarinah Dias Adi Dharma mengingatkan bahwa kata kunci pengembangan UMKM bukan melulu modal, melainkan konsistensi.
"Ini yang banyak UMKM suka terlewat. Ketika membuat suatu produk A, dia harus konsisten buat itu. Memperbaiki produknya agar bisa bersaing di pasar global. Kemudian, konsisten untuk memasarkan, memperkenalkan produk," katanya.
					
					
					
Ia juga berpesan kepada pelaku UMKM yang masih baru untuk selalu memperbaiki kualitas produk dan banyak belajar dari kompetitor agar tidak ketinggalan, termasuk soal harga, dan jangan pernah sayang mengeluarkan uang untuk berpromosi.
Sementara itu, Benny Yoga Perdana (43), pemilik Lies Cookies, mengaku selama ini sangat terbantu dengan program TJSL, terutama PUKM karena bisa membantunya untuk permodalan.
Ia mengaku sudah tiga kali mengajukan PUJL dan seluruhnya disetujui, yakni pada 2014 senilai Rp50 juta, 2018 senilai Rp75 juta, dan 2022 lalu sebesar Rp100 juta.
"Sekarang sudah lunas. Kami sangat terbantu karena bunganya sangat kecil dan persyaratannya tidak rumit," kata pelaku UMKM binaan PTPN I Regional 3 itu.
Di usahanya yang bergerak di bidang snack dan katering, ia memproduksi beraneka ragam jajanan, seperti sus fla, arem-arem, risoles, bolu kukus, sosis ayam, hingga menu makanan besar.
Selain permodalan, kata dia, PTPN juga aktif mendampingi, seperti mengajak ikut di berbagai kegiatan bazaar hingga pelatihan untuk meningkatkan kapasitas dan skala usaha.
					
					
					
					
					
					
