Jika transmigrasi hanya untuk memindahkan penduduk, maka sama saja dengan memindahkan masalah dari satu wilayah ke wilayah yang lainnya

Semarang (ANTARA) - Menteri Transmigrasi Iftitah Sulaiman Suryanagara menegaskan bahwa transmigrasi bukan sekadar perpindahan atau memindahkan penduduk, tetapi secara lebih jauh untuk mengembangkan kawasan dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.


"Saya tadi pada saat kuliah umum diberikan pertanyaan yang cukup menarik oleh rekan-rekan mahasiswa. Apa tantangan transmigrasi hari ini dan bagaimana supaya transmigrasi tidak hanya sekedar memindahkan masalah," katanya di Semarang, Jumat.


Jika transmigrasi hanya untuk memindahkan penduduk, kata dia, maka sama saja dengan memindahkan masalah dari satu wilayah ke wilayah yang lainnya.


Hal tersebut disampaikannya saat kuliah umum berjudul "Transformasi Transmigrasi: Panggilan Membangun Negeri Melalui Kemandirian dan Kewirausahaan", di kampus Universitas Diponegoro Semarang.







Karena itu, ia mengatakan bahwa program transmigrasi dikaji dengan betul-betul matang, termasuk potensi apa saja yang bisa dikembangkan di wilayah transmigrasi.


"Kami sangat bersemangat sekali karena sudah ada kontribusi nyata dari rekan-rekan kampus yang ikut memberikan sumbangan tenaga pikiran dengan melakukan penempatan 2.000 peneliti yang tergabung dalam Tim Ekspedisi Patriot," katanya.


Para peneliti Tim Ekspedisi Patriot yang berasal dari berbagai perguruan tinggi, kata dia, diterjunkan untuk meneliti potensi wilayah sebelum ditetapkan sebagai lokasi tujuan transmigrasi, serta mengembangkan kawasan itu.


"Jadi kata kuncinya adalah supaya tidak hanya sekedar memindahkan masalah, yakni melakukan distribusi SDM unggul. Kita tidak mungkin bisa mengembangkan kawasan transmigrasi tanpa SDM-SDM yang unggul," katanya.







Diakuinya, industrialisasi juga sangat penting untuk pengembangan kawasan transmigrasi, tetapi jangan sampai meniadakan masyarakat lokal, melainkan justru memberdayakannya.


Ia menyebutkan, saat ini ada 154 kawasan transmigrasi yang telah disiapkan, dan difokuskan di tiga lokasi, yakni Kawasan Transmigrasi Barelang (Batam), Salor (Merauke), serta Sulawesi Tengah atau Barat.


"Antara Sulawesi Tengah atau Sulawesi Barat, kami masih pertimbangkan berbagai macam aspek," katanya.


Sementara itu, Rektor Undip Prof Suharnomo mendukung transformasi transmigrasi, termasuk melalui Ekspedisi Patriot yang menerjunkan setidaknya 275 orang di 13 provinsi.



"Dan 'effort'-nya juga ikut, tidak hanya mahasiswa senior, tetapi juga alumni dan dosen-dosen terbaik. Mudah-mudahan kita bisa mengidentifikasi yang diinginkan oleh Pak Menteri," katanya.






Jadi, kata dia, nantinya akan dimiliki data-data awal dari hasil ekspedisi tersebut terkait pusat-pusat pertumbuhan baru yang ideal untuk dikembangkan di wilayah transmigrasi.


"Mudah-mudahan Undip bisa berkontribusi di dalamnya untuk apa mengolah itu menjadi sumber-sumber kesejahteraan masyarakat di banyak wilayah dari Sabang sampai Merauke," katanya.