terdapat 8,59 juta investor yang memiliki saham dan efek lainnya, atau tumbuh 35 persen (yoy) dibandingkan 6,38 juta investor pada akhir 2024
Jakarta (ANTARA) - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) melaporkan jumlah investor pasar modal Indonesia mencapai 20,32 juta Single Investor Identification (SID) per 29 Desember 2025, atau tumbuh 37 persen year on year (yoy) dibandingkan sebanyak 14,87 juta pada akhir 2024.
Jumlah itu merupakan SID terkonsolidasi yang terdiri dari investor saham, surat utang, reksa dana, surat berharga negara (SBN), serta efek lain yang tercatat di KSEI.
Direktur Utama KSEI Samsul Hidayat dalam Konferensi Pers Penutupan Perdagangan BEI Tahun 2025 di Gedung BEI Jakarta, Selasa, merinci terdapat 8,59 juta investor yang memiliki saham dan efek lainnya, atau tumbuh 35 persen (yoy) dibandingkan sebanyak 6,38 juta investor pada akhir tahun 2024.
Lalu, sebanyak 19,17 juta investor memiliki aset reksa dana, atau tumbuh 37 persen (yoy) dibandingkan sebanyak 14,03 juta investor pada akhir tahun 2024.
Kemudian, sebanyak 1,41 juta investor memiliki SBN atau tumbuh 18 persen (yoy) dibandingkan sebesar 1,2 juta investor pada akhir tahun 2024.
Berdasarkan wilayah, lanjutnya, Sumatera Selatan menjadi provinsi dengan pertumbuhan SID terbesar yaitu sebesar 50,71 persen. Sedangkan untuk pertumbuhan aset yang paling tinggi dicatatkan Sulawesi Barat yang meningkat 132,87 persen.
Dari sisi demografi, komposisi pertumbuhan investor terdiri dari jenis kelamin sebesar 66,35 persen laki-laki, pekerjaan 66,20 persen pegawai, serta pendidikan 15,15 persen lulusan SMA/sederajat.
Kemudian, usia 52,59 persen di bawah 30 tahun, serta penghasilan 57,29 persen dengan penghasilan Rp10-100 juta/bulan.
KSEI juga mencatatkan komposisi jumlah investor pasar modal Indonesia didominasi oleh 99,78 persen investor lokal dan 0,22 persen investor asing.
Dominasi juga dicatatkan pada komposisi aset investor C-BEST lokal sebesar 60,37 persen, meningkat dari tahun lalu sebesar 59,96 persen.
Total aset yang tercatat di KSEI meningkat menjadi Rp10.438 triliun per 24 Desember 2025, atau meningkat 27 persen dibandingkan akhir tahun 2024.
Adapun, jumlah efek yang tercatat di pada sistem The Central Securities and Book-Entry Settlement System (C-BEST) berjumlah 3.627 atau tumbuh 11 persen (y0y) dibandingkan dengan tahun 2024.
Peningkatan itu sejalan dengan peningkatan IHSG dan kapitalisasi pasar di BEI. Sedangkan dari sisi AUM reksa dana, tercatat peningkatan 23 persen (yoy) dibandingkan tahun 2024 menjadi Rp996 triliun.
Dari sisi jumlah produk investasi, terdapat 2.317 produk investasi yang tercatat di KSEI, yang menunjukkan peningkatan sebesar 2 persen dibandingkan tahun 2024.