Pengosongan Kampung Susun Bayam diwarnai kericuhan membuat warga syok hingga anak-anak drop. JakPro selaku pengelola Kampung Susun Bayam memberi penjelasan.


"Sebagai langkah mitigasi risiko yang dapat berakibat kepada tata kelola perusahaan di kemudian hari, Jakpro kemudian mengambil sikap tegas atas pengamanan aset perusahaan demi kelangsungan usaha yang sehat dan berkelanjutan," demikian kata JakPro dalam keterangan tertulisnya, Kamis (23/5/2024).


Untuk diketahui, JakPro menyebut Kampung Susun Bayam dengan sebutan hunian pekerja pendukung operasional (HPPO) Jakarta International Stadium (JIS). JakPro menyebut ada warga eks Kampung Bayam yang melanggar hukum dengan menempati bangunan Kampung Susun Bayam.



"Terdapat 19 KK warga eks Kampung Bayam yang sebelumnya menempati HPPO secara paksa dan melanggar beberapa ketentuan hukum. Kejadian yang bermula di akhir November 2023 lalu tersebut kemudian diproses secara hukum oleh pihak yang berwajib dan telah melalui beberapa tahapan pemeriksaan," kata dia.



JakPro mengatakan proses pengosongan HPPO atau Kampung Susun Bayam dilakukan pada Selasa (21/5) pukul 09.00 WIB hingga Rabu (22/5) pukul 00.30 WIB. Menurut JakPro, proses pengosongan hunian vertikal itu berlangsung humanis.






Pengosongan Kampung Susun Bayam diwarnai kericuhan membuat warga syok hingga anak-anak drop. <div class=
JakPro selaku pengelola Kampung Susun Bayam memberi penjelasan. (Fawdi/detikcom)" title="Pengosongan Kampung Susun Bayam diwarnai kericuhan membuat warga syok hingga anak-anak drop. JakPro selaku pengelola Kampung Susun Bayam memberi penjelasan. (Fawdi/detikcom)" class="p_img_zoomin">


Jakpro menyatakan memberi apresiasi kepada warga yang berpindah ke hunian sementara (huntara) di Jalan Tongkol 10, Ancol, Pademangan, Jakarta Utara (Jakut).


"Meskipun terdapat dinamika saat berdiskusi pada awalnya, namun setelah melalui proses diskusi, negosiasi dan komunikasi dua arah yang dilakukan dengan pendekatan humanis dan persuasif, warga kemudian bersepakat untuk meninggalkan HPPO secara sukarela ke hunian yang tersedia," ucapnya.


Jakpro menyatakan pihaknya memberikan fasilitas transportasi bagi lansia, anak-anak, ibu hamil, dan warga yang bermukim di HPPO untuk berpindah ke huntara. Mereka juga mengklaim membantu mendata dan memindahkan barang-barang warga ke huntara menggunakan truk.



JakPro menyebut telah menyiapkan huntara tersebut dengan dilengkapi akses listrik dan air, sehingga warga bisa beraktivitas normal. JakPro mengatakan akan memberi pelatihan kepada warga eks Kampung Bayam.


"Setelah warga menempati fasilitas hunian yang disiapkan, Jakpro berencana untuk memberikan beberapa fasilitas pendampingan dan pemberdayaan warga melalui program pelatihan persiapan tenaga siap kerja, pelatihan dan pendampingan urban farming, serta kesempatan untuk menjadi tenaga siap kerja yang akan disalurkan ke beberapa venue-venue Jakpro," katanya.


JakPro menepis melakukan represivitas ke warga yang menghuni Kampung Susun Bayam. JakPro mengancam memproses pihak yang menurutnya menyudutkannya.


"Terhadap isu-isu kemanusiaan dan kekerasan yang terjadi selama proses penertiban berlangsung kemarin (21/5). Jakpro berkomitmen untuk menjaga keamanan warga, memberikan pendampingan kepada warga berkebutuhan khusus seperti lansia, ibu hamil dan anak-anak, serta tidak melakukan kekerasan dalam setiap proses kegiatan apapun di lapangan," katanya.


"Segala informasi tidak benar yang dengan sengaja disebarkan dan dapat berpotensi menimbulkan provokasi atau mencemarkan nama baik, akan ditindak secara tegas sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku," tambahnya.



Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Warga Sebut Bocah Terimbas Ricuh


Pengosongan Kampung Susun Bayam berdampak negatif pada anak-anak. Warga mengatakan banyak bocah menangis, syok, hingga jatuh sakit karena kericuhan saat pengosongan Kampung Susun Bayam.


Salah seorang warga yakni Santi Kepo (32) mengatakan dua orang anaknya yakni El dan Mentari menjadi syok hingga trauma karena kejadian kericuhan itu. Bahkan anaknya Mentari yang masih berusia 3 tahun sampai demam hingga muntah usai kericuhan antara warga dengan aparat gabungan di Kampung Susun Bayam.


"Mentari semalem muntah panas sakit, muntah panas," kata Santi di lokasi hunian sementara (huntara) warga Kampung Bayam di huntara, Rabu (22/5).




Pengosongan Kampung Susun Bayam diwarnai kericuhan membuat warga syok hingga anak-anak drop. JakPro selaku pengelola Kampung Susun Bayam memberi penjelasan. (Fawdi/detikcom)

Santi menjelaskan anak-anaknya masih takut dan trauma bahkan saat melihat orang yang mengenakan seragam. Karena itu Santi berharap dirinya bisa tinggal secara layak dan tanpa intimidasi, tidak seperti saat tinggal di Kampung Susun Bayam dekat JIS.


Warga lain yakni Suparmiyati (39) mengaku tidak ikhlas dengan perlakuan aparat gabungan terhadap warga Kampung Susun Bayam apalagi kepada anak-anak. Menurut Suparmiyati anaknya yakni Galang yang belum berusia 5 tahun juga menjadi syok dan trauma saat pengosongan terjadi.





"Galang nangis, ya ngga nangis lagi, sampai gigit jarinya karena ketakutan. Si Galang ini kalau tidur ngigo jadi saya peluk terus dia demam juga karena kaget ngga bisa lihat kasar begitu jadi anak-anak banyak yang syok. Saya ngga ikhlas ngga ridho lahir bathin dunia akhirat anak-anak diginiin," kata Suparmiyati.


Warga lainnya, Yuli (25), mengungkap banyak anak-anak trauma hingga demam usai kericuhan antara aparat gabungan dengan warga Kampung Susun Bayam pada Selasa (21/5) kemarin. Dia mengatakan pengosongan Kampung Susun Bayam diwarnai kericuhan yang membuat warga syok.


"Suasana kemarin bener-bener tegang bikin syok, posisi dari sarapan tiba-tiba diteriakin pakai toa, rumah berantakan, kita semua ke bawah, nasi udah dibuat sampai basi," kata Yuli.


"Sehabis itu anak-anak trauma banyak yang demam. Ada juga mbak Mera tadinya di rumah, karena syok terus ngedrop jadi dibawa ke RS, denger-denger ke Sulianti Saroso, infonya sih sakit tipes," sambungnya.


Menurut Yuli situasi di Kampung Susun Bayem semakin menegangkan bahkan kericuhan antara warga dengan aparat gabungan tak terhindarkan. Kondisi itu diperparah dengan terbatasnya jumlah laki-laki yang bisa membela diri.


Warga Kampung Susun Bayam akhirnya kembali ke huntara setelah lebih dari setahun hunian sementara itu mereka tinggal.

Baca Lebih Lanjut
Warga Sebut Banyak Bocah Demam Imbas Ricuh Pengosongan Kampung Susun Bayam
Detik
Warga Mengaku Diusir dari Kampung Susun Bayam, Ini Kata JakPro
Detik
Furqon Bebas, Warga Tinggalkan Kampung Susun Bayam-Tunggu Mediasi Komnas HAM
Detik
Sempat Ditahan 50 Hari, Warga Kampung Bayam Ini Akhirnya Bebas
Detik
Warga Kampung Bayam mulai bergeser ke hunian sementara
Antaranews
4 Fakta Bocah Menyeberang Picu Kecelakaan Tol Jagorawi
Detik
3 Bocah Perempuan Terseret Arus Sungai Amprong Malang, 2 Ditemukan Tewas
Sindonews
Bocah 10 Tahun Tewas Tertabrak Kereta Api di Serdang Bedagai
Sindonews
Ini Gang Buntu yang Bikin Maling Berpistol Dikepung Warga Bekasi
Detik
Maling Motor yang Diamuk hingga Ditelanjangi Warga di Tebet Meninggal
Detik