-

Sebanyak 9,9 juta generasi Z (gen-Z) menganggur, tidak sekolah, atau tidak sedang ikut pelatihan (NEET) berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS). Sementara itu, World Relationship Index HP menunjukkan 15.624 gen-Z di 12 negara, termasuk Indonesia, lebih rela bergaji kecil asalkan sehat mental dan dapat bekerja fleksibel.


Merespons hasil survei tersebut, Rektor Binus University Dr Nelly SKom MM CSCA mengatakan pilihan gen-Z ada di tangannya masing-masing. Untuk itu, para pendidik bertugas menanamkan keteguhan dalam memilih dengan mempertimbangkan risiko serta mengajarkan gen-Z untuk hidup di masyarakat.


"Misalkan merasa, 'Kok saya beban kerjanya banyak, work loadnya banyak, dan lain-lain, nggak seimbang ya dengan yang saya tahu', ya sudah, kita milih.

Kita mau menganggap ini sebagai pemberian jalan buat kita bertumbuh dan berkembang, 'modal' kita supaya bisa dapat yang lebih nanti, atau kita menganggap ini sebagai apa? Semuanya tergantung dari mindset kita," ucapnya di Binus Anggrek Campus, Jakarta, Jumat (21/6/2024).



Menimbang-nimbang Pekerjaan


Nelly mencontohkan, gen-Z juga perlu mempertimbangkan dan memanfaatkan pembelajaran yang memungkinkan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang pada suatu pekerjaan. Kondisi kerja tertentu menurutnya juga dapat mengasah kecakapan emosional gen-Z.


"Emotional skill-nya, misal dengan beban kerja segini, bisa handle nggak ya? Itu juga diasah sebenarnya dari kita, hal-hal yang diharapkan bisa bermanfaat buat nanti kita bertumbuh.

Waktu kita jatuh, jadi cepat bangkit," ucapnya.




Di sisi lain, ia mengamini adanya pertimbangan atas kapasitas diri. Contohnya bagi pekerjaan dengan banyak jam lembur.


"Kalau yang terbiasa lembur kan itu hal yang biasa, tapi kalau yang tidak biasa lembur, lembur itu benar-benar sesuatu yang menekan dia. Jadi memang bagaimana mindset itu yang harus kita tanamkan ke anak-anak," tuturnya.


Tingkatkan Value


Pertimbangan untuk meningkatkan value atau nilai diri sebagai sumber daya manusia (SDM) menurut Nelly juga penting sebagai persiapan memasuki dunia kerja maupun dunia usaha.


Ia mencontohkan, pada program 2,5 tahun kuliah di Binus University, sisa 1,5 tahun dalam total 4 tahun pendidikan tinggi jenjang S1 dapat dimanfaatkan mahasiswa gen-Z untuk mengikuti jalur-jalur enrichment program sesuai dengan minat dan rencana karir jangka panjang.

Ketujuh opsinya yaitu entrepreneurship, research, internship, further study, community development, study abroad, serta specific independent study.


"Program-program ini dirancang untuk mengasah kemampuan mereka, membuat mereka lebih adaptif dan berkualitas sehingga mampu memasuki dunia kerja dengan kesiapan yang matang," ucapnya.



Baca Lebih Lanjut
NIQ dan World Data Lab mengumumkan Laporan “Spend Z”
Antaranews
NIQ dan World Data Lab umumkan Laporan “Spend Z”
Antaranews
Infrastruktur Jalan Dorong Mobilitas Gen Z di Jawa Barat
Sindonews
KLHK dukung peningkatan keterlibatan "Gen Z" dalam Perhutanan Sosial
Antaranews
Penampilan Jay-Z dan Alicia Keys di Tony Awards tuai polemik
Antaranews
Rektor Unand ingatkan wisudawan AI sebagai tantangan sekaligus peluang
Antaranews
Rektor UBK dan Direktur Akademi Komunitas Negeri Putra Sang Fajar Blitar Jajaki MoU
Sindonews
Oli Mesin Diesel Butuh TBN Tinggi Atau Stabil Begini Kata Produsen
Radityo Herdianto
Kembali Diperiksa Polisi, Korban Dugaan Pelecehan Rektor Nonaktif UP Dicecar 20 Pertanyaan
Sindonews
Harus Tahu, Begini Cara Bikin Lampu Mobil Terang Tapi Tidak Silau
ARSN