-
Film Inside Out menarik perhatian banyak penikmat kartun atau animasi karena kisahnya yang menampilkan karakter berdasarkan emosi. Film ini menjadi salah film terlaris yang mendapat penghargaan 88th Academy Awards pada kategori Best Animated Feature.
Melanjutkan film pertama, Inside Out 2 masih menarik banyak penikmat film karena di dalamnya memiliki karakter emosi yang unik dan menarik. Karakter tersebut bertambah seiring dengan pertumbuhan pemilik emosinya yang dikenal sebagai Riley.
Pertumbuhan Riley yang beranjak remaja memunculkan karakter Anxiety, Embarrassment, Envy, dan Ennui. Emosi-emosi tersebut mengambil alih Riley dalam merespon permasalahan yang semakin rumit yang dialaminya, seperti persahabatan, hormon, dan lain sebagainya.
Hal ini ternyata juga terjadi pada kehidupan nyata ketika seseorang tumbuh.
\nPendiri A Work of Heart Counseling (AWOH), Kara Kushnir, mengatakan sering anak berkembang ke tahap remaja, hubungan yang dihadapi oleh perasaan mereka akan lebih kompleks.
Rasa ingin tahu pada fase remaja juga meningkat. Hal ini membuat emosi baru juga muncul.
"Mereka juga mengembangkan pemikiran yang lebih abstrak dan keterampilan penalaran," katanya dikutip dari situs Parents.
"Perkembangan mereka menimbulkan peningkatan rasa ingin tahu. Akibatnya, rasa cemas dan malu dapat muncul ketika orang lain memandang mereka.
Emosi baru ini muncul ketika anak beranjak remaja karena anak-anak dapat merespon lebih baik dan memperlihatkan emosi mereka, atau terlihat dari tindakan yang lebih mudah dipahami.
Akan tetapi, seiring bertambahnya usia anak-anak, mereka jadi lebih baik dalam mengelola emosi. Artinya, mereka juga dapat menyembunyikan emosi mereka, tergantung pada situasinya.
Seorang ilmuwan peneliti di Education Development Center, Janna Kook MS, PhD mengatakan bahwa pengalaman harapan, ketakutan, dan kehilangan mereka juga menjadi semakin rumit dan beragam.
"Seperti menghabiskan waktu bersama teman-teman menjadi lebih menyenangkan dan membuat stres.
Pengalaman emosional lebih bernuansa ketika seseorang semakin besar dan remaja, lalu menghadapi skenario yang lebih rumit.
Emosi-emosi baru di Inside Out 2 memiliki karakternya masing-masing. Lyssa Jaase, PsyD, psikolog pediatrik di Intermountain Primary Children's Hospital menguraikan arti setiap emosi tersebut.
Rasa cemas ini menjadi sistem alarm bawaan otak yang membuat kita tetap aman. Tetapi terkadang alarm ini terlalu bersemangat hingga mulai berbunyi tanpa alasan.
"Bagi anak-anak praremaja, alarm palsu ini dapat timbul karena ujian matematika yang akan datang, pergaulan, atau jerawat besar di wajah," ujar Dr Haase.
Rasa malu adalah sistem alarm internal di otak dalam menghadapi situasi sosial yang membuat seseorang ingin merangkak di bawah dan bersembunyi hingga merasa aman.
Emosi iri adalah rasa ingin memiliki punya orang lain, dan tak melulu soal harta benda atau nilai. Kuncinya adalah ketika seseorang melihat sesuatu yang diinginkan pada orang lain, lalu ada harapan untuk memiliki juga.
Istilah 'ennui' mungkin tidak familiar bagi sebagian orang. Ennui adalah rasa bosan, tidak puas, dan kurangnya energi atau minat terhadap berbagai hal.
Di usia remaja, ennui dapat menampung seluruh emosi lainnya. Contohnya anak yang merasa cemas mungkin tidak dapat mengenalinya dan justru mengeluh kebosanan.
"Kecemasan ini juga dapat menghalangi kemampuannya untuk fokus pada suatu aktivitas atau menemukan sesuatu yang disukai," kata Kook.
Nah, setiap emosi dapat muncul pada waktunya. Apakah detikers penasaran dengan emosi apa yang mungkin akan muncul pada masa depan?
