Blue hole atau lubang biru, adalah salah satu fenomena geologi paling misterius di Bumi. Awalnya, obyek ini adalah gua dalam air yang terbentuk pada zaman es. Kemudian, mereka jadi sinkhole saat lapisan es menyusut dan level air meninggi.
Ketika akhirnya terisi air, area itu membentuk lubang bawah air yang menarik perhatian para ilmuwan. Meski lubang biru dapat ditemukan di seluruh dunia, area Bahama memiliki konsentrasi tertinggi keajaiban geologi ini. Lebih dari 200 lubang biru ini ditemukan di sekitar pulau terbesar di sana, Andros.
Tetapi lubang paling membingungkan ditemukan di barat daya Andros di sekitar Long Island. Disebut Dean's Blue Hole (berdasarkan nama seorang nelayan Bahama), ia adalah lubang biru terdalam ketiga di dunia, dengan kedalaman 202 meter.
Karena ukurannya yang sangat besar, penyelam telah memecahkan rekor dunia menyelam di perairan itu. Di sisi lain, banyak legenda setempat mengatakan perairan tersebut sebenarnya adalah pintu gerbang menuju neraka.
Meskipun para ilmuwan telah memperkirakan kedalamannya, belum ada manusia yang pernah mengunjungi dasarnya. Nah, salah satu pendiri OceanGate, Guillermo Söhnlein, ingin mengubah hal tersebut.
Söhnlein mendirikan OceanGate bersama Stockton Rush tahun 2009, tapi ia keluar tahun 2013, satu dekade sebelum ledakan kapal selam OceanGate yang merenggut nyawa lima orang (termasuk Rush) saat menjelajahi puing-puing kapal Titanic.
Lubang biru tidak sedalam Titanic, yang terletak sekitar 3.800 meter di bawah air. Namun, penjelajahan Dean's Blue Hole memiliki beberapa tantangan. Tim kemungkinan akan menemukan sisa-sisa manusia selama penjelajahannya, karena banyak penyelam tewas dalam beberapa tahun terakhir saat menjelajahi situs tersebut atau mencoba memecahkan rekor dunia. Misalnya tahun 2013, penyelam Amerika Nicholas Mevoli meninggal saat coba memecahkan rekor dunia di Blue Hole.
Menurut situs web perusahaan, tim tersebut berencana untuk melakukan survei ilmiah komprehensif pertama di wilayah tersebut, menggunakan teknologi kendaraan yang dioperasikan dari jarak jauh.
"Perbatasan berikutnya bagi tim kami adalah kedalaman bawah laut Dean's Blue Hole. Dalam peluncuran pertama kapal selam berawak, dilengkapi lampu LED dan teknologi drone bawah air, para ilmuwan kami akan dapat menjelajah ke beberapa kondisi paling tidak ramah di Bumi untuk mencari temuan yang belum pernah terjadi sebelumnya," tulis mereka.
Söhnlein mengkonfirmasi kepada The Independent yang dikutip detikINET, bahwa ekspedisi tersebut hanya akan melibatkan para profesional dan ilmuwan terlatih, bukan wisatawan. Belum diketahui kapan tepatnya ekspedisi ini akan dimulai.
Meskipun menjelajahi portal ke neraka ini merupakan petualangan yang cukup menantang, hal ini tidak ada artinya dibandingkan dengan beberapa rencana eksplorasi Söhnlein lainnya. Itu termasuk ekspedisi 1.000 orang untuk memulai koloni di atmosfer Venus, dijuluki petualangan besar ke neraka yang sebenarnya.