TIMESINDONESIA, JAKARTA – Kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) masih marak terjadi di tengah masyarakat. Usut punya usut, KDRT sering kali menjadi salah satu dampak negatif dari krisis di usia paruh baya atau yang dikenal dengan istilah midlife crisis. Krisis ini umumnya terjadi pada usia 40 hingga 60 tahun dan memengaruhi tidak hanya kehidupan pribadi tetapi juga hubungan dengan orang lain.
Bagi seorang wanita, midlife crisis bisa sangat mempengaruhi kehidupan mereka secara signifikan. Gejalanya termasuk perubahan mood yang drastis, kecemasan, depresi, serta ketidakpastian mengenai arah hidup yang menyebabkan stres berkepanjangan dan perubahan emosional.
Dalam rangka memberikan pemahaman lebih dalam tentang krisis ini, DearBlack mempersembahkan acara Wanita dan Ilmu dengan tema 'Midlife Crisis' yang diselenggarakan pada Sabtu (31/8) di Balai Sudirman, Jakarta.
Yulia Rachman, Founder DearBlack, menyatakan bahwa seminar ini sangat cocok untuk wanita di atas usia 40 tahun. “Bunda butuh ini (seminar Wanita dan Ilmu), kenapa? Karena bunda bisa membersamai menantunya bunda, cucunya bunda,” ungkapnya.
Namun, menurut Yulia, wanita yang belum memasuki usia 40 tahun juga penting untuk mengikuti seminar ini. "Kan midlife itu untuk yang di atas 40 tahun usianya, nggak juga, kenapa? Karena setiap kita akan melewati midlife, artinya yang sebelum midlife, dia akan masuk ke midlife, tapi ketika dia sudah tahu ilmunya,” sambung Yulia, menekankan pentingnya persiapan sejak dini.
Ibu Elly Risman juga mengupas tuntas tentang perubahan hormonal yang dialami wanita saat memasuki usia paruh baya, terutama penurunan hormon estrogen yang sering kali menjadi pemicu kekacauan emosi. “Banyak sekali orang yang tidak tahu bahwa perubahan hormonal terjadi begitu dengan bertambahnya usia, sebagaimana dulu waktu remaja, paruh baya juga punya krisis,” jelasnya.
Seminar ini berhasil menarik perhatian lebih dari 1.200 wanita, termasuk beberapa publik figur. Para peserta diberi kesempatan untuk belajar langsung dari ahlinya mengenai cara menangani krisis paruh baya, dengan harapan mereka lebih siap menghadapi tantangan-tantangan di usia ini dan tetap produktif serta bermanfaat bagi lingkungan sekitar. (*)