SURYAMALANG.COM, MALANG - Di era saat ini, perkembangan dunia digital semakin pesat. Penggunaan media sosial, ketergantungan pada perangkat digital (gadget), serta tekanan dunia virtual dapat berdampak pada kesehatan mental.
Dengan meningkatnya kebutuhan atas pemahaman perilaku manusia di era digital, maka industri memerlukan tenaga ahli yang tidak hanya memahami ilmu psikologi. Namun, juga mampu mengintegrasikan teknologi dan data untuk mendapatkan solusi yang efektif.
Oleh karena itu, Binus University Malang meluncurkan program studi baru bernama Digital Psychology. Program studi tersebut resmi diperkenalkan dalam acara Studium Generale dan Launching New Program yang digelar di Kampus Binus Malang pada Rabu (25/9/2024).
Deputy Dean Faculty of Humanities, Raymond Godwin mengatakan, bahwa pembukaan program studi digital psychology adalah langkah penting dalam menjawab tantangan zaman.
"Saat ini, kebutuhan industri dan masyarakat semakin mengandalkan teknologi digital. Dengan adanya program ini, dirancang untuk melahirkan generasi profesional yang selain memahami ilmu psikologi, juga mampu memanfaatkan teknologi dalam menciptakan solusi digital untuk meningkatkan kesejahteraan mental," jelasnya.
Sebagai informasi, program studi Digital Psychology memiliki durasi perkuliahan 4,5 tahun. Di mana lulusannya, akan mendapat gelar akademik ganda yaitu S.Psi dan S.Kom.
Sementara itu, hal senada juga diungkapkan oleh Dean School of Computer Science, Derwin Suhartono.
"Melalui program studi ini, memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar bagaimana psikologi dan teknologi digital saling terhubung."
"Lulusan dari program ini, akan dibekali kemampuan solusi teknologi dalam mengembangkan sistem intervensi psikologis yang lebih akurat dan personal," terangnya.
Sementara itu, Direktur Kampus Binus University Malang Robertus Tang Herman mengungkapkan, kurikulum program studi tersebut telah disusun sedemikian rupa. Yaitu, mengintegrasikan ilmu psikologi dan pengembangan teknologi digital.
"Nantinya, kami juga akan mendorong mahasiswa lulusan digital psychology untuk dapat menjadi digital technopreneur."
"Sehingga, bisa menjadi pelopor dalam menciptakan produk dan layanan yang tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan mental, namun juga memiliki nilai bisnis yang tinggi," tandasnya.