Matcha menjadi minuman yang digemari banyak orang. Seperti kopi, pencinta matcha mungkin ingin membuat matcha di rumah. Namun, ketika membeli bubuknya, hindari ciri matcha tidak berkualitas ini.
Tidak hanya kopi dan teh, tetapi matcha juga menjadi salah satu minuman yang digemari banyak orang.
Minuman yang berasal dari tumbuhan Camellia sinensis ini telah melalui masa penanaman dan proses khusus. Matcha umumnya didapatkan dalam bentuk bubuk untuk kemudian dicampur dengan bahan lain sebelum diseduh menjadi minuman.
Banyak penggemar matcha hobi membuat sendiri matcha di rumah. Namun, ketika membeli bubuknya, ada hal yang perlu dihindari. Selain itu, sejumlah tips juga bisa diterapkan agar mendapat bubuk matcha dengan kualitas terbaik.
Melansir beberapa sumber, berikut ciri bubuk matcha tidak berkualitas dan cara memilihnya:
![]() |
Kamu mungkin menemukan bubuk matcha yang dibedakan menjadi dua kategori berbeda, yaitu matcha kelas seremonial (ceremonial grade) dan kelas kuliner (culinary grade).
Secara umum, matcha kelas seremonial dianggap punya kualitas lebih baik karena penggunaan historisnya dalam upacara minum teh Jepang.
Namun, sebenarnya kalsifikasi ini tidak ada di Jepang. Bubuk matcha yang baik dan buruk bisa ditemukan dalam kedua kategori tersebut.
Matcha yang diberi label 'ceremonial grade' bukan berarti menghasilkan minuman yang enak dan sebaliknya.
Melansir tastingtable.com (25/09/2024), Jee Choe, seorang pakar dan pendiri Oh How Civilized lebih merekomendasikan untuk mempertimbangkan harga dan sumber matcha itu berasal. Menurutnya, salah satu tanda yang menandakan matcha berkualitas rendah yaitu menghasilkan minuman berwarna cokelat atau kecokelatan.
![]() |
Ungkapan 'ada harga ada kualitas' perlu diterapkan ketika membeli matcha.
Menurut Choe, membeli matcha yang tidak dibuat di Jepang atau harganya di bawah 15 USD (Rp 227 ribu) per kaleng, akan menghasilkan minuman yang kualitasnya juga di bawah standar.
Memproduksi bubuk matcha adalah hal yang sudah lama dilakukan dan melibatkan banyak langkah sulit. Menurutnya sangat wajar jika harga matcha pun menjadi mahal.
Proses pembuatannya melibatkan pemetikan daun teh, membuang tangkai dan uratnya sebelum disortir berdasarkan usia. Daun itu kemudian digiling lagi di penggiling batu atau granit.
Selama periode penyortiran, daun yang lebih muda dengan klorofil terbanyak dan warna paling hijau dipilih sebagai matcha berkualitas tinggi dan dijual dengan harga mahal. Harga matcha juga akan semakin mahal ketika matcha digiling secara manual dalam waktu yang lama, dan menghasilkan bubuk dengan konsistensi sangat halus.
Meskipun setiap produsen melakukan langkah berbeda, tetapi proses atau langkah tersebut akan tercermin pada kualitas dan harga matcha secara keseluruhan.
![]() |
Melansir getcrafti.sg, terdapat beberapa tips ketika membeli matcha agar mendapatkan kualitas terbaik.
Pertama, ketahui asalnya. Matcha disempurnakan di Jepang dan biasanya selalu ditanam di tempat teduh, bukan di bawah sinar matahari langsung.
Matcha berkualitas berarti terbuat dari petikan daun teh terbaik yang digiling secara perlahan. Umumnya matcha dengan kualitas baik berasal dari daerah penghasil yang terkenal, seperti Uji, Kyoto, Nishio, hingga Aichi.
Warnanya juga perlu diperhatikan. Pilihlah bubuk matcha yang memiliki warna hijau cerah. Sebab, matcha yang berwarna hijau tua agak kekuningan, atau bahkan cokelat menunjukkan bahwa matcha tidak diproses dengan benar.
Kamu juga perlu menyentuh bubuk dan merasakan teksturnya. Matcha terbaik punya konsistensi bubuk yang sangat halus, hampir seperti debu. Aromanya juga segar dan seperti rumput, dengan rasa sedikit manis.