-
Tahukah detikers bahwa tsunami dan gelombang pasang itu berbeda? Nyatanya, keduanya sering digunakan untuk menyebut sebuah gelombang yang besar. Lantas apa perbedaan tsunami dan gelombang pasang?
Sebenarnya, tsunami dan gelombang pasang memiliki kesamaan. Keduanya adalah fenomena alam yang melibatkan pergerakan air laut berbentuk gelombang. Namun keduanya memiliki penyebab serta mekanisme yang berbeda.
Simak perbedaannya di bawah ini.
Tsunami adalah fenomena alam yang disebabkan oleh aktivitas seismik, seperti gempa bumi bawah laut, letusan gunung berapi, hingga longsor.
Penamaan "gelombang pelabuhan" ini mengacu pada dampak dari gelombang yang dapat menghancurkan perahu dan pelabuhan di sekitarnya. Berbeda dengan gelombang pasang, tsunami dapat terjadi secara tiba-tiba dan tidak dapat diprediksi.
Gempa bumi bawah laut sering kali memicu tsunami yang besar. Gempa dengan kekuatan 6,5 skala richter di zona subduksi menyebabkan terangkatnya kerak bumi hingga menyebabkan tsunami.
Sementara gunung berapi dan tanah longsor turut memicu tsunami karena adanya pergerakan magma dan batu dalam jumlah besar.
"Peristiwa ini tidak dapat dideteksi dan kerap kali terlewatkan oleh sistem deteksi dini," kata direktur Pusat Penelitian Tsunami dari Universitas California Selatan, Costas Synolakis, yang dikutip dari Live Science.
Menurut Synolakis, tsunami sebenarnya hanya membuat naik permukaan air laut beberapa inci, tetapi gelombang ini dapat bergerak dengan kecepatan mencapai 800 km/jam. Tsunami dapat berlangsung selama beberapa menit hingga dua jam.
Untuk mengurangi risiko korban jiwa akibat tsunami, beberapa daerah pesisir kini telah memasang sistem peringatan tsunami yang disebut Deep-ocean Assessment and Reporting of Tsunamis (DART). Sistem ini terdiri dari jaringan pelampung yang dipasang di lepas pantai.
Pelampung ini kemudian akan mengirim sinyal ke pusat peringatan apabila terjadi kenaikan air laut, beberapa menit sebelum terjadinya tsunami. Kendati demikian, DART dianggap kurang efektif dalam memberikan peringatan tsunami.
"Saat ini, ada sekitar 50 DART di Samudra Pasifik dan Hindia, dan hanya setengahnya yang berfungsi pada waktu tertentu. Untuk sistem yang lebih efektif dan peringatan yang tepat, kita memerlukan setidaknya 150 DART di seluruh lautan dunia," tutur Synolakis.
Gelombang pasang atau disebut juga pasang surut adalah fenomena alam yang disebabkan oleh tarikan gravitasi antara Bumi dengan Bulan, serta Matahari. Tarikan ini menyebabkan naik turunnya permukaan air laut di daerah pantai secara signifikan.
Gelombang ini berkorelasi dengan fase bulan sehingga dapat diprediksi menyesuaikan dengan siklus Bulan. Gelombang pasang tertinggi terjadi pada fase bulan baru, yakni saat posisi Bulan berada di antara Bumi dan Matahari.
Secara sederhana, gelombang pasang terjadi ketika gravitasi bulan menarik permukaan laut di bagian Bumi yang paling dekat. Gravitasi ini menyebabkan lautan naik dalam bentuk tonjolan.
Sementara itu, sisi Bumi yang berlawanan dengan Bulan juga mengalami tonjolan air karena inersia, yakni sifat alami benda untuk terus bergerak dalam arah tertentu atau tetap diam.
Dalam konteks ini, air yang bergerak 'menjauh' dari Bulan akan menahan gaya gravitasi dan mencoba menariknya ke arah yang berlawanan. Hal ini kemudian menciptakan pola gelombang pasang atau pasang surut.
Gelombang pasang biasanya terjadi pada area yang tidak terlalu dekat dan tidak terlalu jauh dengan Bulan. Gelombang ini setidaknya terjadi dua kali setiap 24 jam dan 50 menit di wilayah tersebut.