-
Indonesia memiliki banyak tarian tradisional yang indah dan memesona. Salah satu tari yang terkenal adalah tari payung. Seperti namanya, tari tradisional ini menggunakan payung sebagai atribut dalam tariannya. Tari payung berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat.
Tari payung merupakan salah satu tari tradisional yang berasal dari Sumatera Barat, khususnya dari etnis Minangkabau. Tarian ini biasanya dibawakan oleh penari dalam jumlah genap dan berpasangan. Seperti namanya, tari ini melibatkan penggunaan payung sebagai properti utama.
Dikutip dari tesis karya Darmawati berjudul Tari Payung Padang Magek Sumatera Barat dari Pertunjukan Ritual ke Tontonan Profan, tari payung dahulunya memiliki fungsi penting dalam upacara adat masyarakat Nagari Padang Magek, di Luhak Tanah Datar.
Upacara ini dikenal dengan sebutan "turun mandi anak" yang merupakan ritual untuk membersihkan dan memberi berkah pada anak-anak yang telah memasuki usia tertentu. Namun, sejak tahun 1980-an upacara ini tidak lagi dilaksanakan. Sehingga tari payung tidak lagi dipraktikkan dalam konteks aslinya.
Karena upacara turun mandi tidak dilaksanakan lagi hal ini menyebabkan fungsi tari payung bergeser atau berubah. Tari payung kini dalam dibawakan dalam konteks pesta perkawinan dengan fungsinya sebagai tontonan profan atau bukan sakral.
Makna yang terkandung dalam tarian ini menggambarkan kisah cinta dan kasih sayang antara pasangan suami istri yang baru menikah.
Pada tari payung, penari laki-laki menggunakan payung dan penari perempuan menggunakan selendang. Secara harfiah arti payung sebagai pelindung dalam panas dan hujan, sedangkan selendang adalah sebuah kain panjang untuk dipakai penutup di atas kepala sebagai aksesoris atau hiasan.
Menurut jurnal Eksistensi Tari Payung Sebagai Tari Melayu Minangkabau di Sumatera Barat, Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni, payung bermakna sebuah penyatuan, kedekatan, dan kemesraan pasangan.
Menurut jurnal Bentuk Tari Payung Sarampak di Sanggar Lindang Urek Kecamatan Payakumbuh Timur, Kota Payakumbuh, tari payung memiliki pola lantai lurus vertikal, lingkaran penuh, dan segitiga. Pola lantai tari ini terbilang sederhana dan tidak terlalu rumit.
Hal ini agar memastikan penari pria dan wanita tidak saling bertabrakan saat menari. Selain itu, properti yang digunakan berupa selendang dan payung juga perlu diperhatikan agar tidak bertabrakan selama menari.