TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Beberapa barcode informasi di kawasan Kota Lama Semarang ditemukan dalam kondisi rusak.
Yuliansyah Ariawan, pegiat walking tour Kota Lama, mengungkapkan kerusakan ini terjadi pada sekitar lima barcode yang menempel di plakat granit cagar budaya.
Barcode tersebut berfungsi memberikan informasi sejarah bangunan, namun kini tidak dapat diakses.
"Kerusakan bisa disebabkan ulah tangan jail wisatawan atau cuaca. Kondisi barcode seperti stiker tanpa pelindung sehingga mudah rusak," ujar Ariawan, Kamis (9/1/2025).
Beberapa lokasi dengan barcode rusak termasuk Gedung The Royal Java-Chines-Japan Line (JCJL), Gedung Bank Mandiri, Toko Pakaian J.H.K Schmidt, dan Geo Wehry & Co (NHM).
Namun, barcode di Gedung PT Djakarta Lloyd masih terawat karena sudah dilindungi lapisan akrilik.
Ariawan berharap Pemkot Semarang segera memasang pelindung serupa pada barcode di bangunan lainnya.
"Ini penting untuk membantu solo traveler memahami sejarah gedung di Kota Lama," tambahnya.
Transiska Luis Marina, Kabid Tata Ruang Dinas Penataan Ruang Kota Semarang, mengonfirmasi bahwa pembenahan barcode akan dimulai tahun ini.
"Barcode yang rusak akan diganti, sedangkan prasasti tetap dipertahankan," ujarnya.
Pemasangan barcode ini merupakan bagian dari konsep Smart City dan menjadikan Kota Lama sebagai museum bergerak.
Saat ini, 80 persen dari total 80 bangunan cagar budaya sudah dilengkapi barcode, sedangkan sisanya akan dipasang secara bertahap.
"Kami harap program ini meningkatkan kesadaran masyarakat akan nilai sejarah dan cagar budaya di Kota Lama Semarang," tutup Transiska.