Sebuah spesies yang pertama kali ditemukan lebih dari satu dekade lalu, selama ini dikenal dengan nama tidak resmi Hiu Godzilla. Para peneliti kini cukup yakin dengan pengamatan mereka untuk menempatkan hewan tersebut pada pohon kehidupan, dan dengan itu, memberinya nama ilmiah resmi.
Hewan tersebut hidup sekitar 300 juta tahun lalu, selama periode Karbon. Hiu besar yang ditemukan di Pegunungan Manzano di New Mexico ini akhirnya diberi nama ilmiah Dracopristis hoffmanorum. Hiu tersebut merupakan bagian dari garis keturunan kuno yang terpisah dari keluarga utamanya, tetapi tidak bertahan lama.
Selain Hiu Godzilla, nama tidak resmi lainnya dari spesies ini termasuk 'Hiu Naga Hoffman' sebagai bentuk pengakuan atas rahangnya yang besar, tulang belakangnya yang besar, dan sebagai bentuk penghormatan kepada keluarga Hoffman yang memiliki tanah tempat fosil tersebut ditemukan.
"Dracopristis dan hiu ctenacanth lainnya merupakan cabang evolusi unik dari hiu yang terpisah dari hiu dan pari modern sekitar 390 juta tahun yang lalu, tetapi punah pada akhir Era Paleozoikum, sekitar 252 juta tahun lalu," demikian penjelasan New Mexico Museum of Natural History and Science (NMMNHS), dikutip dari ZME Science.
Dilihat dari fosilnya, hewan itu bisa tumbuh hingga sekitar 2 meter panjangnya. Ia memiliki 12 baris gigi yang tumbuh dari rahang yang kuat, dan dua duri sirip besar di punggungnya. Fitur ini bisa jadi berperan sebagai tindakan pertahanan terhadap predator.
Hewan itu kemungkinan besar adalah predator penyergap, bersembunyi di laguna dangkal dan muara tempat ia akan mengejutkan mangsa seperti krustasea, ikan, dan apa pun yang bisa ditemukannya, dengan rahang yang dilapisi gigi.
Dracopristis ditemukan secara tidak sengaja, ketika John-Paul Hodnett, seorang paleontolog di Maryland National Capital Parks sedang menyodok beberapa fragmen batu kapur dengan pisaunya di Pegunungan Manzano untuk menyaringnya.
"Awalnya, saya pikir yang terbalik adalah potongan melintang tulang tungkai, yang ternyata menarik karena tidak ada tetrapoda besar yang ditemukan di lokasi itu sebelumnya," jelas Hodnett.
Namun, sehari kemudian, Hodnett dan timnya yakin bahwa penemuan itu sebenarnya adalah spesies ikan baru, kemungkinan besar dari genus ctenacanthus, yang kini telah punah.
Para ilmuwan mempelajari fosil tersebut, yang meliputi persiapan dan pemindaian digital di laboratorium NMMNHS. Hal ini memungkinkan tim mendeskripsikan fosil baru itu dan mengidentifikasi tempatnya di pohon kehidupan.