Brian Yuliarto adalah seorang akademisi sekaligus peneliti dari Institut Teknologi Bandung (ITB).
Saat ini, Brian Yuliarto menjabat sebagai Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi ITB periode 2025 2030.
Ia merupakan Guru Besar di Fakultas Teknologi Industri serta tergabung dalam Kelompok Keahlian Teknologi Nano dan Kuantum.
Gelar dan nama lengkapnya adalah Prof. Brian Yuliarto, S.T., M.Eng., Ph.D.
Brian Yuliarto lahir pada 27 Juli 1975. Sehingga saat ini, usianya 49 tahun.
Sebelum menjadi Wakil Rektor ITB, Brian Yuliarto menjabat sebagai Dekan Fakultas Teknologi Industri ITB periode 20202024.
Kemudian sebagai Visiting Professor Tsukuba University (2021sekarang), Kepala Research Center on Nanoscience and Nanotechnology ITB (20192020).
Brian juga pernah menduduki jabatan Kepala Program Studi Teknik Fisika ITB (20162020), Ketua KK AFM FTI ITB (20182020), serta Kepala Lembaga Kemahasiswaan ITB (20102016).
Ia sempat mencalonkan diri sebagai calon Rektor ITB periode 2025 2030.
Mengutip dari itb.ac.id, Brian Yuliarto menyelesaikan pendidikan S1 Teknik Fisika dan mendapatkan gelar sarjananya dari ITB pada 1999.
Sementara untuk gelar magister dan doktor, ia dapatkan setelah menyelesaikan pendidikannya di University of Tokyo pada 2002 dan 2005.
Di Tokyo, ia mengambil jurusan Jurusan Quantum Engineering and System Science Department.
Pada tahun 2006, Brian kembali ke almamaternya sebagai dosen.
Prof Brian Yuliarto dikenal sebagai salah satu ilmuwan top Tanah Air.
Ia menempati peringkat 18 dalam Indonesia Top 10.000 Scientist kategori Subjek Engineering & Technology.
Pemeringkatan ini dilakukan oleh AD Scientific Index yang merupakan sistem pemeringkatan dan analisis tahunan, berdasarkan kinerja ilmiah dan produktivitas dari sebuah universitas dan/atau seorang ilmuwan.
Brian Yuliarto juga telah mendapat pengakuan internasional sebagai salah satu "World’s Top 2 persen Scientist versi Stanford University pada tahun 2022.
Ia juga pernah dinobatkan sebagai Peneliti Terbaik oleh ITB pada tahun 2021 dan beberapa kali mendapat penghargaan atas kontribusinya di bidang riset dan inovasi teknologi.
Selain itu, pada November 2024, Brian Yuliarto meraih Habibie Prize 2024 untuk kategori Ilmu Rekayasa.
Penghargaan bergengsi ini diberikan oleh Yayasan SDM Iptek sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi besar Brian Yuliarto dalam pengembangan teknologi berbasis material maju dan nanoteknologi yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
Sepanjang kariernya, Prof Brian aktif melakukan penelitian di bidang nanoteknologi dan biosensor, dengan sejumlah hasil riset yang sudah dipublikasikan dalam jurnal internasional ternama.
Ia juga melakukan penelitianpenelitian terobosan yang berfokus pada pengembangan material fungsional untuk aplikasi di berbagai sektor, termasuk kesehatan, energi, dan lingkungan.
Salah satu penelitian utamanya adalah pengembangan "biosensor portabel" untuk deteksi virus demam berdarah DENV3, serta sensor gas berbasis oksida logam untuk pemantauan lingkungan dan industri.
Penelitianpenelitian ini tidak hanya menunjukkan kontribusi langsung bagi masyarakat Indonesia, tetapi juga menempatkan nama Indonesia di peta penelitian global.
Dalam laporan harta kekayaannya, Brian Yuliarto diketahui memiliki harta kekayaan sebesar Rp 18,6 miliar, tepatnya Rp 18.640.600.000.
Tanah dan bangunan menyumbang aset terbesar milik Brian Yuliarto dengan total nilai Rp 18 miliar.
Di garasinya, Brian Yuliarto hanya memiliki satu unit mobil keluaran 2018.
Aset lain yang dipunyai adalah harta bergerak lainnya serta kas dan setara kas.
A. TANAH DAN BANGUNAN Rp 18.075.000.000
B. ALAT TRANSPORTASI DAN MESIN Rp 170.000.000
MOBIL, HONDA CRV 1.5 TC CVT CKD Tahun 2018, HASIL SENDIRI Rp 170.000.000
C. HARTA BERGERAK LAINNYA Rp 235.600.000
D. SURAT BERHARGA Rp 0
E. KAS DAN SETARA KAS Rp 160.000.000
F. HARTA LAINNYA Rp 0
Sub Total Rp 18.640.600.000
UTANG Rp 0
TOTAL HARTA KEKAYAAN Rp 18.640.600.000