Saat seseorang alergi terhadap zat tertentu, sistem kekebalan tubuh akan bereaksi berlebihan. Reaksi berantai ini mengakibatkan pelepasan histamin sehingga muncul gejala alergi berupa bersin-bersin, gatal dan ruam kulit, hingga mata memerah.
Selain dikenal menyebabkan gejala alergi, histamin mengatur berbagai fungsi tubuh dan berperan penting dalam respons peradangan tubuh. Simak lebih lanjut mengenai histamin di uraian berikut.
Dilansir WebMD, histamin adalah zat kimia yang diproduksi oleh sistem imun. Histamin diibaratkan sebagai 'penjaga' dan akan bertindak saat alergen atau pemicu alergi mengganggu tubuh. Bisa dibilang, histamin termasuk bagian dari sistem pertahanan tubuh.
Saat tubuh mendeteksi alergen, sistem imun akan meluncurkan serangkaian reaksi untuk melindungi tubuh.
Ketika dilepaskan, histamin meningkatkan aliran darah di area tubuh yang terkena alergen. Hal ini menyebabkan peradangan yang memungkinkan zat kimia lain dari sistem kekebalan tubuh masuk untuk melakukan perbaikan. Histamin kemudian berhenti di reseptor tubuh.
Pemberhentian histamin ini membuat tubuh memperlihatkan gejala alergi. Misalnya, jika hidung terkena alergen bulu hewan maka histamin memicu membran menghasilkan lebih banyak lendir. Alhasil, hidung menjadi berair atau tersumbat dan membuat bersin-bersin.
Histamin bisa ditemukan dalam makanan tertentu dan beberapa makanan memicu pelepasan histamin yang tersimpan dalam tubuh. Mengutip Verywell Health, konsumsi sejumlah makanan ini dapat meningkatkan kadar histamin tubuh sehingga pengidap intoleransi histamin dapat mengalami gejala seperti alergi meski tidak punya reaksi alergi tertentu.
Gejala saat kadar histamin tinggi dalam tubuh, antara lain sakit kepala atau migrain, kelelahan, gatal-gatal, hidung tersumbat atau berair, mata gatal atau memerah, hingga masalah pencernaan dan menstruasi tidak teratur.
Selain karena makanan, kadar histamin meningkat karena tubuh kekurangan enzim diamin oksidase (DAO) dan histamin-N-metiltransferase (HNMT) yang dibutuhkan untuk memproses histamin.
Kadar histamin dalam tubuh dapat diturunkan dengan obat-obatan resep dan tindakan medis berikut, dilansir Cleveland Clinic:
Ini adalah golongan obat yang umum untuk mengobati gejala alergi yang disebabkan oleh alergen serbuk sari dan bulu hewan. Obat ini bekerja dengan memblokir reseptor H1.
Obat ini dapat berupa obat resep atau obat dijual bebas. Antihistamin bisa berbentuk tablet, cairan, krim, dan obat tetes mata.
Antihistamin H2 bantu mengobati gejala alergi berupa masalah pencernaan seperti penyakit tukak lambung , penyakit refluks gastroesofageal (GERD), dan dispepsia. Obat ini bekerja dengan memblokir reseptor H2 yang memicu pelepasan asam lambung.
Steroid dapat membantu mengatasi peradangan akibat histamin dan alergi. Sejumlah inhaler bantu mengobati dan mencegah asma misalnya yang mengandung obat steroid.
Suntikan ini ditujukan untuk mengobati reaksi alergi parah (anafilaksis) atau serangan asma mendadak. Epinefrin membuka saluran pernapasan dan meningkatkan tekanan darah.
Suplemen vitamin C, copper, dan vitamin B6 bantu menurunkan kadar histamin, menurut studi.
Perlu diperhatikan, penting berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan atau mengonsumsi obat atau suplemen apa pun untuk menurunkan kadar histamin tinggi.